Mengenai Saya

Foto saya
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Seorang Mahasiswa yang bercita-cita menjadi wirausahawan sukses, dengan dedikasi sebagai kader pergerakan (organisasi) untuk mengabdi dan memberdayakan masyarakat

16 April 2009

Dari Stres Hingga Bunuh Diri

Liputan 6 - Kamis, April 16

Liputan6.com, Jakarta: Prinsip siap kalah siap menang, ternyata tak berlaku bagi sebagian calon legislator yang mengikuti perebutan kursi Dewan pada Pemilihan Umum Legislatif 2009. Ada caleg memilih bunuh diri karena kalah, bahkan tidak sedikit yang menderita stres karena harapan menjadi wakil rakyat pupus.

Fenomena itu pun belum lama ini mendapat sorotan banyak kalangan, termasuk ahli kejiwaan. Dadang Hawari, misalnya. Dalam pandangan psikiater dari Universitas Indonesia itu, sejumlah kejadian tersebut adalah cerminan ketidaksiapan mental para caleg untuk bertarung di pemilu.

Paling mengenaskan adalah yang dialami Sri Hayati. Di sebuah gubuk tua di Desa Bojongkondang, Ciamis, Jawa Barat, Selasa silam, caleg DPRD Kota Banjar dari Partai Kebangkitan Bangsa itu mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Diduga, sang caleg yang sedang mengandung empat bulan itu stres karena tidak memperoleh suara signifikan dalam pemilu. Sri dan sang janin pun tewas di tali gantungan. Sri tak dapat menerima kegagalannya sehingga memilih jalan pintas [baca: Diduga Stres, Caleg Hamil Bunuh Diri].

Lain lagi kisah caleg salah satu partai politik di Cirebon, Jawa Barat. Sang caleg sudah menghabiskan uang ratusan juta rupiah, namun gagal. Ia pun mendatangi forum spiritual untuk menghilangkan depresi yang dialaminya [baca: Caleg Stres Datangi Paranormal].

Langkah ini menurut psikiater adalah cara yang tepat. Sebab, calon wakil rakyat itu dapat mengalami stres dan depresi akibat gangguan kejiwaan yang berkelanjutan dalam tahapan panjang pemilu.

Konsultasi memegang peranan penting dalam menghadapi kegagalan. Jiwa besar untuk siap kalah dan siap menang seharusnya menjadi acuan bagi sang caleg untuk berlaga dalam pesta demokrasi lima tahunan. Waktu masih panjang, kesempatan pun masih terbuka lebar di masa mendatang.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)

Akan jadi apa negeri ini???
Pemilu yang sudah menhabiskan dana yang tidak kecil, untuk sebuah perwujudan demokrasi, ternyata belum mampu berjalan baik. banyaknya kasus yang terjadi di masyarakat hendaknya dijadikan pelajaran bagi kita semua untuk tidak mengulanginya lagi.
Politik uang merupakan salah satu pangkal dari permasalahan yang menghantui pemilu. Dengan harapan mampu memberikan uang, para caleg dan parpol, mengharapkan mampu ‘membeli’ suara rakyat. Bukannya menarik simpati rakyat, malah merendahkan rakyat dengan uang suap. Wlahasil… jika gagal jadi anggota legislatif maka beginilah hasilnya.
Oleh karena itu kita sebagai warga yang baik hendaknya menolak politi uang. Hal ini dilakukan agar kita turut serta mengurangi kecurangan-kecurangan dalam politik (pemilu). Selain itu, kita pun ikut serta menanggulangi dan mencegah bertambahnya angka kematian dan jumlah orang gila/stress.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar